Senin, 16 Desember 2013

Penyadapan Indonesia oleh Pihak Australia


Australia yang menganggap kawan baik Indonesia ternyata dia berkhianat dengan menyadap presiden Indonesia. Apa sebenarnya motif penyadapan Australia terhadap pejabat pemerintahan SBY. Tentu saja banyak motifnya. Bisa soal terorisme, soal ekonomi, atau mungkin sekadar ingin tahu isi dapur Indonesia.Yang pasti, tindakan suatu negara terhadap negara lainnya merupakan gambaran dari cara pandang. Begitupun dengan Australia, cara pandang masyarakat mereka terhadap Indonesia tentu sangat mempengaruhi tindakannya terhadap Indonesia.Boleh saja Australia mengklaim bahwa Indonesia adalah sahabat paling erat Australia. Boleh juga Australia memandang Indonesia sebagai mitra paling penting untuk urusan ekonomi.
Namun, di balik itu, Indonesia dipandang Australia tidak lebih dari sebuah ancaman serius baginya. Ancaman? Ya ancaman yang setiap saat bisa merugikan Australia. Paling tidak itu terungkap dari hasil survei oleh Newspoll pada 2012 mengenai persepsi masyarakat Australia terhadap Indonesia. Terlihat, hampir 50% orang Australia percaya, Indonesia adalah ancaman nyata bagi keamanan nasional mereka. Hal itu dipertegas oleh Hugh White, seorang profesor studi strategis di Australian National University dan visiting fellow di Lowy Institute. White pernah menulis sebuah artikel di sebuah media berpengaruh di Australia, The Age, dengan judul Indonesia's rise is the big story we're missing: Can Australia handle having a stronger, richer neighbour?Melalui artikel itu ia ingin mengingatkan publik Australia bahwa Indonesia kini bukanlah Indonesia dulu. Bukan lagi negara yang mengharapkan belaian bantuan dari Australia. Bukan pula negara lemah yang banyak bergantung kepada Australia.
Indonesia kini telah menjadi seorang raksasa yang tengah meggeliat. Perekonomian Indonesia tumbuh pesat dan bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun mendapat akan menjadi yang terkuat di kawasan.Dalam pandangan White, semakin kuat Indonesia, semakin mengancam pula Indonesia terhadap Australia. Semakin maju perekonomian Indonesia, semakin maju pula militernya. Saat itulah, Indonesia benar-benar menjadi ancaman bagi Australia.White menulis, sekarang kondisinya sudah berbeda. Jangan pernah berpikir bahwa Indonesia membutuhkan bantuan dan Indonesia akan berterima kasih. Yakinlah bahwa tak ada seorangpun yang mau menerima belas kasihan dari orang lain, terutama dari tetangga. Siapapun yang menawarkan bantuan justru akan mendapat cakaran daripada ucapan terima kasih.
Yang terjadi sekarang, semakin Indonesia tumbuh, semakin banyak bantuan yang justru merusak, bukannya menciptakan hubungan sebagaimana yang diharapkan Australia.
Karena itu, menurut White, hanya ada dua kemungkinan yang terjadi dengan Indonesia. Pertama, Indonesia menjadi ancaman serius, atau sebaliknya menjadi sekutu yang berharga bagi Australia. Karena itulah White menyarankan pemerintah Australia menjaga hubungan yang strategis dengan Indonesia. White berpandangan bahwa hubungan dengan Indonesia harus berubah secara fundamental, dan Australia harus memastikan hubungan itu tidak berubah menjadi buruk. Dalam hal ini, Australia harus menjadikan Indonesia sebagai prioritas utama untuk menjadi kawan. Indonesia lebih penting ketimbang NATO, Afghanistan, Dewan Keamanan PBB maupun masalah lainnya.
Lalu, tindakan konkret apa yang harus dilakukan Australia. White menyarankan, sejumlah tindakan. Yakni, Jangan lagi memandang Indonesia dari masalah ekspor ternak, atau penyelundupan imigran gelap. Langkah lainnya, perbanyak orang Australia belajar Bahasa Indonesia supaya bisa lebih mengenal Indonesia. Habiskan uang untuk mengirim sebanyak mungkin orang muda Australia, misalnya 10 ribu orang per tahun ke Indonesia.
Intinya, kenali, fahami, dan ketahui apapun soal Indonesia. Bagaimanapun caranya, termasuk mengirim orang Australia ke Indonesia sebanyak-banyaknya. Boleh jadi, penyadapan terhadap Presiden SBY oleh intelijen Australia juga merupakan bagian dari skenario besar itu. 

Sumber : http://nasional.inilah.com/read/detail/2048606/inikah-motif-penyadapan-sby-oleh-australia#.Uq_UY9lvDDc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar